Daerah Maluku yang kaya akan potensi sumber daya alam khusunya sumber daya alam laut memiliki kemungkinan pengembangan yang lebih besar apa¬bila tersedia sumber-sumber pembiayaan pembangunan, baik yang berasal dari sektor pemerintah maupun sektor swasta atau masyarakat.

Sumber daya alam yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyaL apabila ada kegiatan penanaman modal baik yang berasal dari Dalam Negeri (PMDN),maupun yang berasal dari Luar Negeri (PMA).

Penanaman Modal oleh masyarakat perlu ditingkatkan, terutama penanaman modal dalam Negeri dalam rangka menggali dan memanfaatkan kemampuan yang ada di masyarakat untuk menunjang pembangunan Nasional di Daerah Maluku ini. Untuk itu perlu adanya penciptaan> usaha-usaha penyediaan informasi yang secara terus-menerus disesuaikan dengan tersedianya sum¬ber daya alam dan manusia, teknologi dan permintaan pasar, demi kelan¬caran dan peningkatan usaha penanaman modal.

Untuk membantu calon penanam modal didalam mengidentifikasikan proyek- proyek penanaman modal yang diminatinya, BKPMD Maluku mempersiapkan profil-profil proyek yang pada dasarnya merupakan pra studi kelayakan yang meliputi sektor-sektor usaha yang potensial dan dapat mengikut¬sertakan lebih banyak anggota masyarakat setempat.

Dalam hal ini dipilih sektor perikanan khususnya profil proyek ikan hias dengan lokasi penelitian di Pulau Saparua.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penelitian profil proyek Investasi Ikan Hias ialah untuk memberikan gambaran kemungkinan investasi dibidang perikanan Khu¬susnya Ikan Hias yang dapat melibatkan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejah¬teraan penduduk.

Tujuan penelitian ini ialah tersusunnya profil proyek Investasi ikan Hias vang memberikan informasi secara lengkap, akurat dan tepat tentang komoditas ikan hias kepada calon penanam modal yang pada dasarnya me¬rupakan suatu Studi kelayakan.

POTENSI SUMBER DAYA LAUT IKAN HIAS

Salah satu sumber perikanan laut yang potensial haik ditinjau dari segi penyediaan lapangan kerja, tempat rekreasi yang mempertunjukkan hiburan yang nyaman serta menyegarkan, maupun perkembangan perekonomian ialah Ikan Hias Laut. Secara Alami, Indonesia merupakan Negara Maritim, Karena 70% dari seluruh Wilayahnya terdiri dari perairan dan memiliki pantai sepanjang 81.000 Km.

Perairan pantai merupakan tempaL yang baik bagi pertumbuhan binatang ka¬rang dan Daerah karang merupakan tempaL hidup bagi sebahagian besar Ikan Hias Laut.

Perairan kita terletak didaerah Khatulistiwa dan merupakan Daerah per¬temuan antara Samudera Pasifik dengan Saniudera Hindia.

Hal ini menyebabkan Wilayah Laut Indonesia menjadi kedung atau Daerah penghasil yang kaya raya akan Ikan Hias Laut.

Bahkan LÜBBOCU dan POLLUNIN dalam KVALUAGNAES (1980) memperkirakan bahwa perairan Indonesia merupakan Daerah terkaya akan jenis-jenis ikan Hias Laut dibandingkan dengan beberapa penghasil IKan liias lainnya, seperti Puertu Rico yang memiliki 49 jenis, Hawai memiliki 60 jenis, Singapura 32 jenis, Philipina 109 jenis, Mungthai 45 Jenis, Srilangka 165 jenis, Kenya 95 jenis, Ethopia 112 jenis dan Indonesia memliki 253 jenis.

Namun demikian sumber yang sangat potensial ini belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia.

Di kepulauan seribu ditemukan i22 jenis ikan hias, Selat Sunda ditemukan 166 jenis ikan hias, diperairan Bali ditemukan 237 jenis ikan hias, se¬dangkan jumlah jenis ikan hias yang ditemukan dibeberapa perairan Maluku adalah sebagai berikut :

- di pulau Pombo ditemukan 130 jenis

- di perairan teluk Ambon dan sekitarnya, 135 jenis

- di perairan pulau Saparua, 134 jenis

- di Daerah Koi Kecil, 10.'¿ jenis

- di pulau Osi dan sekitarnya 87 jenis

- di perairan Tanirabar Selaian, 147 jenis dan

- di Daerah Teluk TaJuti (Tehoru), 1.79 jenis.

Secara umum seraua Daerah Maluku mempunyai ikan Hias, namun tidak semua Daerah Maluku mempunyai Ikan Hias, namun tidak semua Daerah memliki jenis-jenis ikan yang bernilai ekonomis secara melimpah atau banyak.

PENGUSAHAAN IKAN HIAS

Teknik Pengusahaan Ikan Hias

Secara umum ada 3 ( tiga ) cara penangkapan Ikan Hias laut, yaitu dengan bahan kimia atau obat bius, dengan jaring insang dan dengan pe¬rangkap atau bubu.

Penangkapan dengan, mempergunakan bahan kimia atau obat bius (Potasium cynadia) tidak dianjurkan karena obat tersebut bersifat racun terhadap lingkungan sekitarnya. Racun tersebut akan membinasakan binatang-bina¬tang lain yang bukan tujuan penangkapan, . misalnya karang dan larva ikan.

Selain itu ikan hias yang ditangkappun kurang sehat, karena biasanya mengalami iritasi dan kerusakan lambung.

Ikan Hias hasil tangkapan dengan jaring insang atau bubu dikumpulkan dalam gogona atau tempat penampungan sementara selama berada dilaut. Setelah hasil tangkapan mencapai jumlah yang cukup untuk diangkut ke- tempat salinasi, Ikan dikemas dalam kantong plastik kemudian diisi air laut dan oksigen.

Perbandingan volume air laut dengan oksigen 1 : 3. Agar supaya suhu air tetap stabil, maka selama pengangkutan diusahakan kantong-kantong plastik yang berisi ikan tidak terkena langsung panas, baik cahaya matahari maupun sumber panas lainnya (Panas mesin alat pengangkut).

Ditempatsalinasi, ikan-ikan yang baru diangkut tersebut ditempatkan pada akuarium khusus ,selama beberapa hari atau dikarantinakan agar dapat diikuti perkebangannya selama beberapa hari apakah benar-benar ikan tersebut sehat.

Selama karantina sebaiknya ikan-ikan diberi makan pakan hidup, misalnya arterais salina sebab ikan-ikan tersebut belum terbiasa dengan makanan buatan untuk beberapa hari baru sesudah itu dibiasakan dengan makanan buatan.

Jika ikan-ikan sudah lewat masa karantina, maka dipindahkan ke akua¬rium pemeliharaan sampai waktunya dikirimkan atau dijual keluar daeral atau ke negara lainnya.

Ikan-ikan yang akan dikirim/dijual, dipuasakan selama 2 (dua) hari ke¬mudian dioiasukan kedalam kantong plastik dan diisi dengan air ' laut dan oksigen dengan perbandingan air laut : oksigen sebesar ; L 3. Selanjutnya kantong-kantong tersbut dikemas dalam kotak karton khusus berukuran 50 cm x 35 cm x 35 cm (sesuai dengan persyaratan GIA) yang dilapisi dengan gabus atau koran atau bahan lainnya agar kantong-kan- tong tersbut tidak mudah pecah. Selama dalam pengangkutan diusahakan agar suhu didalam kantong-kantong plastik tidak' mengalami fluktuasi yang cukup tinggi.

KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN

1.       Potensi Yang Masih Tersedia

Dari data potensi didepan serta data pengusahaan Ikan Hias yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa usaha yang sudah dilakukan, produksinya baru mencapai + 0,45Z dari potensi maksimum untuk Pulau Saparua, ber¬arti masih tersisa 99.55% potensi atau + 1.991.000 ekor/tahun.

Belum terhitung potensi dipulau-pulau lain seperti Pulau Ambon, Pulau Seram, Pulau Nusalaut dan Pulau Haruku.

2.       Harga dan Pemasaran

Harga setiap Ikan Hias sangat bervariasi mulai dari yang tertinggi $ 19 (Rp. 38.000.-) untuk jenis Spirobranchus Giqanteus ( panca warna) berikut $ 15 (Rp. 30.000.-) untuk jenis Chaeetodon taphus melanosoma (Angel Melati), $ 12 ( Rp. 24.000.-) untuk jenis Pemacanthus Navarcus (Angel Blustone Piama) dan harga terendah $ 0,3Q. (Rp. 600) untuk jenis Abulefdul Sexfaociatus ( Sersan mayor ).

Untuk dipasarkan dalam Negeri hendaknya dipilih Jenis Ikan Hias yang Harga Jualnya lebih tinggi dari Rp. 9.400/Ekor.

Jenis-jenis lainnya yang mempunyai harga lebih rendah dari Rp. 9.400.- dapat diikutkan/dikombinasikan sebagai sampingan untuk memperbesar pendapatan.

Dengan penjualan ikan-ikan dari jenis dan harga tersebut diatas diharapkan diperoleh keuantungan dan secara bertahap dapat menutupi Investasi.

KESIMPULAN

Dari uraian-uraian sebelumnya dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1.Perairan Maluku memiliki potensi Ikan Hias yang cukup besar baik di¬lihat dari segi luasnya Wilayah, penyebaran maupun dilihat dari ra¬gam Jenisnya.

2.Wilayah perairan yang potensial bagi pengusahaan Ikan Hias & ragam je¬nis yang dapat ditemukan di Maluku antara lain :

-Pulau Pombo dengan 130 jenis ;

- Perairan Teluk Ambon dan sekitarnya sejumlah 134 jenis ;

- Perairan Pulau Saparua, 134 Jenis;

-Di Perairan Kei Kecil, 103 Jenis ;

-P. Osi dan sekitarnya, 87 jenis ;

-Perairan Tanimbar Selatan, 147 jenis ;

-Di Daerah Teluk TalutI, 129 jenis ,

3.Terdapat sejumlah kurang lebih 30 jenis Ikau Hias yang langka dan mahal baik dipasaran dalam Negeri, maupun luar Negeri.

4.Dari perhitungan dan analisa biaya yang telah dilakukan dilapangan, maka diketahui biaya operasi rata-rata sebesar 1 ekor Ikan Hias pasaran dalam Negeri sebesar Rp. 9.400.- dan pasaran dalam Negeri Rp. 11.600.-

Dengan demikian bagi investor yang bermaksud melakukan Investasi akan menguntungkan dengan melakukan konsentrasi pengusahaan pada penangkapan Ikan Hias yang harga jualnya diatas Rp. 11.600,- per ekor

Terdapat sedikitnya 21 Jenis Ikan llias yang harga jual ekspor diatas Rp. Rp. 11.600.- dan sedikitnya 3 jenis yang harga jual pasaran Da¬lam Negeri Rp. 10.000.- Rp. 11.000.-

Sedangkan jenis-jenis iksn lainnya yang mempunyai harga lebih ren¬dah dari Rp. 9.400.- per ekor dapat diusahakan sebagai produk .sampingan ( by-product ) untuk memperbesar penerimaan dalam rangka memperbesar keuntungan usaha.