
-
Last Updated: 06.12.2023

Suasana rumah dikawasan Bandung Utara ini terkesan asri dan tertata rapih, dengan nuansa taman hijau dan sejuknya kolam koi di halaman belakang rumah. Irama merdu burung kicauan bernyanyi saling bersahut tak kenal lelah, kenyamanan yang sulit dilukiskan dengan kata manakala memperhatikan deretan akuarium berisi louhan-louhan unggulan kontes.
Dikalangan penghobi burung kicauan dan merpati balap, profil Kiking mengingatkan pada zamorano sang anis merah miliknya yang pintar melagukan irama dan bersuara dahsyat. Menurut Kiking itu telah menjadi sebuah legenda karena sempat ditransfer dengan nilai Rp 75 juta pada tahun 1998, namun sayang burung tersebut kemudian tak berumur panjang. Zamorano lain miliknya adalah peneng merpati balap yang sudah tak asing dikalangan penggemarnya sebagai si jagoan peraih grand Champion. Di sadari olehnya bahwa dunia hobby yang telah memberikannya kepuasan acapkali memunculkan juga kejenuhan. Hal ini sesuai dengan apa yang dialaminya pada suatu ketika di awal Januari 2003, ketika teman- temannya giat memelihara louhan cukup menggelitik keinginannya untuk menggandrungi ikan berkepala nongnong tersebut sehingga dapat mengobati kejenuhannya pada burung,.
Di bidang ocehan dan merpati yang telah digandrungi beberapa tahun lalu telah mengorbitkan dirinya dalam jajaran elite kontestan, kehadirannya kerap membuat semarak suatu gelaran. Nyalinya untuk mendapatkan hewan keinginannya cukup besar bahkan terbilang berani sehingga berapapun nilai harga dari salah satu hewan yang diinginkannya akan dia beli, seperti Anis Kembang yang tengah marak kala itu, ia berani bayar dengan harga Rp 50 juta. Hal tersebut sempat membuat terperangah kalangan kicau mania dan membuatnya cukup disegani.
Louhan mania yang dalam perkembangannya di Indonesia masih relatif janin, kehadirannya terbilang baru namun cukup diperhitungkan, dari beberapa gelaran yang diadakan Kiking demikian antusias untuk mengikuti perkembangannya. Dari 15 ekor ikan yang di koleksinya, ia menurunkan 6 ekor pada Bandung Louhan Explosure 2003, 5 ekor diantaranya mendapat posisi sebagai pemenang sebagai berikut:
- Juarai di Kelas Cencu 18 Up
- Juara II di Kelas Ching Hwa 16-22 -Juara II di Kelas Ching Hwa 23 Up -Juara IV di Kelas Ching Hwa 23 Up
- Juara III di Kelas Unique/Bonsai.
Lebih lanjut beliau menuturkan bahwa Cencu miliknya memiliki beberapa prestasi yang cukup menggembirakan pada gelaran di Ciamis, Tasik dan di Dezon Bandung, masing-masing sebagai Juara 1 dan Grand Champion, pada kontes di BTC dan NHI mendapatkan urutan ke 1 dan ke 2. Menurutnya, ikan piaraannya itu tak kalah bersaing dengan louhan seharga 125 juta, di level Jawa Barat ikan tersebut masih diperhitungkan bahkan masih sulit dicarikan tandingannya.
Ia mengenang saat kontes yang diikutinya pada AquaTrend 2003, jika saja kala itu penilaian kriteria Colour tidak 25%, tentu hasil akhir pertandingan akan berakhir lain dan bisa jadi ikan miliknya tidak kalah dengan si pendatang baru Kamalau. Menurut Kiking umumnya penilaian warna memiliki bobot 10-15 %. Pada kontes di Cicendo Piala Bhayangkara kriteria mutiara memiliki bobot 15 %, berbeda dengan penilaian di kontes NHI hanya 10 %. Perbedaan penilaian ini terjadi sebagai akibat belum adanya Standard penilaian baku secara nasional, hal ini membuat dirinya harus hati-hati sebelum mengikuti lomba, resikonya bisa berupa kerugian seperti biaya yang mahal (bisa mencapai Rp 1,5 juta) dan juga biaya hotel. Himbauannya cukup beralasan yaitu kesepakatan mengenai standard penilaian baku harus segera dilakukan demi terjaganya nilai sportivitas dari sebuah gelaran.
Mengikuti kontes louhan bagi dirinya dirasakan lebih tenang jauh berbeda dengan kontes burung yang bisa menimbulkan rasa emosional pada dirinya. Pada kontes louhan ia merasa lebih santai dan bisa mengajak istri dan anaknya. Kontes louhan memang berbeda dengan grand prix pada merpati balap y^ng lebih jelas pelaksanaannya baik waktu maupun tempat penyelenggaraan yaitu sekitar 2 minggu sekali. Kiking berharap untuk bisa mengikuti kontes diluar kota terutama di Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur, setelah ia mempunyai beberapa louhan andalan nanti. Keinginannya bisa begitu kuat akan sesuatu yang diharapkannya, namun sebaliknya ia juga bisa begitu cepat melupakannya bilamana kejenuhan menderanya.
Invest Kiking di ikan louhan, kalau dihitung, sudah sekitar 200 juta. Meskipun demikian menurutnya hal tersebut kecil untuk harga sebuah kepuasan dan gengsi. Ia menjelaskan beberapa rekannya mengeluarkan dana yang lebih besar, tapi prestasinya tidak semulus dirinya yang diakuinya tidak salah jalur.
Menyimak perkembangan louhan yang begitu spontan digandrungi masyarakat, ia menjelaskan pengalamannya dalam membeli beberapa ekor louhan dari beberapa toko akuarium yang konon katanya merupakan import langsung dan original. Dari 8 ekor yang dibelinya ia mengeluarkan dana senilai 8 juta, dan akhirnya tak lebih dari sekedar sampah, begitulah ucapannya. Hobiis yang lebih sering mengamati piaraannya di malam hari, pernah melakukan ujicoba terhadap pakan tertentu seharga Rp. 350.000 per kg. Setelah 2 bulan rutin menggunakannya, ternyata hasilnya tidak menunjukkan perbedaan. Bagi dirinya, louhan yang penting itu nongnong-nya, bisa jadi marking jelek, tubuh tidak bagus tapi nong nong besar masih laku, berbeda dengan yang nong nongnya kecil pasti murah. Nongnong diyakininya sebagai bawaan dan bakat, sehingga jangan tergiur oleh iming-iming yang menjanjikan. Membedakan bakalan yang memiliki calon nongnong besar memang sulit apalagi ching hwa dalam perkembangannya banyak hal yang tidak terduga, seperti Cing Hwa miliknya yang dibeli pada size 16 cm, setelah ia pelihara selama 1,5 bulan terjadi perubahan pada siripnya yang dipenuhi mutiara, dan mendapat juara II Cing Hwa 16-22 cm, pada kontes di Ciamis, Tasik dan Bhayangkara Cicendo masing-masing Juara III, Juara I dan Juara 1.
Beberapa kiat pemeliharaannya dititik beratkan pada air, yaitu harus tetap terjaga kebersihannya. Usahakan pemberian pakan secukupnya, jika berlebih beresiko pakan tidak termakan dan menimbulkan turunnya kualitas air, dan daya tahan tubuh ikan menurun dan pada akhirnya ikan dapat terkena penyakit. Kekurangan pakan akan berakibat buruk pada pembentukan badannya. Jadi sebaiknya, berikan pakan dalam jumlah optimal sesuai besar kecilnya ikan. Berapa jumlahnya, perlu secara seksama diperhatikan oleh masing-masing pemiliknya. Pada saat pemberian sebaiknya sambil dilatih dengan menggunakan cermin, atau tangan sehingga ikan jadi galak dan tidak cepat stres, seperti yang sering dilakukannya untuk ikan-ikannya.
(W. Suprianto)
Features
Silakan Login untuk memasang iklan jual-beli.
Jual-beli
canister EHEIM Pro3 600L
Halo agan" saya mau jual canister EHEIM Pro3 600L ...
USB Desktop Aquarium
No Warranty
Ultra-quiet Mini DC12V ...
No Warranty
Air Bubble Stone Aerator ...
No Warranty
Jual aquarium / akuarium ...
Jual aquarium / akuarium merk fishland seperti ...
BolehDeals Aquarium LED ...
No Warranty
Berita terbaru
- 1 Profil Proyek Ikan Hias Maluku
- 2 Sekilas Kiprah Cupang Hias di Eropa
- 3 Aquatic Show 2003
- 4 Aquatic Show Serie II
- 5 Kontes Cupang Hias Nasional INBS Award II
- 6 The 3rd ZNA Jakarta Koi Show 2003
- 7 Bandung Louhan Explosure Exhibition and Competition 2003
- 8 Kontes ikan hias nasional IV, November 2002 Gajah Mada Plaza - Jakarta
Event
KONTES IKAN SILUK ...
KONTES IKAN SILUK (AROWANA) DAN PAMERAN IKAN ...
Le salon ExpoZoo
Le salon ExpoZoo
EXPO SALONS - ANIMAL EXPO
EXPO SALONS - ANIMAL EXPO
Aquabex 2015: Bekasi ...
Bagi anda yang berdomisili di sekitar kota ...
Community
Follow Klubikan.com
Who's Online
We have 15 guests and no members online
Comments
I will bookmark your weblog and check again here frequently.
I am quite sure I will learn lots of new stuff right here!
Best of luck for the next!
RSS feed for comments to this post