Bermula dari ngobrol-ngobrol tentang cupang hias di dunia maya, melalui sebuah milis, komunitas cupang hias ini terbentuk dan mengkristalkan diri dalam suatu klub yang solid.

Pada awalnya obrolannya pun hanya menyangkut hal-hal yang biasanya saja dari mulai perawatan ikan cupang sampai pada kiat sukses menternakkan mereka. Dari hal-hal yang biasa itu, kemudian terjalin komunikasi yang semakin erat, walaupun secara “fisik”, satu dan yang lainnya belum saling berjumpa.

Keinginan untuk lebih akrab dan saling mengenal secara “fisik” semakin mengental, seiring dengan semakin populernya cupang hias pada tahun 2000. Setelah melalui proses pematangan, jumpa darat pun akhirnya dapat diselenggarakan pada sekitar bulan Juli 2001.

Dari pertemuan-pertemuan yang kemudian diselenggarakan, ide pembentukan klub cupang hias berbasis internet mencuat. Pada awal September 2001 , setelah menampung berbagai ide yang berkembang, disepakatilah nama Indo Betta Splendens sebagai nama klub yang kemudian disederhanakan menjadi InBS.

Pada awal berdirinya, tercatat sekitar 40 orang yang menjadi anggota resmi. Sungguh luar biasa memang, sebuah klub baru berdiri dengan jumlah anggota yang cukup banyak. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari 'booming' cupang hias yang terjadi ketika itu. Uniknya, dari 40 orang yang terdaftar itu, ternyata didominasi oleh para pemula. Motivasi mereka masuk InBS adalah ingin mengetahui lebih jauh tentang ikan cupang, termasuk bagaimana cara memelihara cupang hias agar tetap hidup dalam waktu yang relatif lebih lama. Sebab, ada beberapa anggota yang memang tidak mengetahui bagaimana merawat cupang agar tetap hidup dan indah. Selain itu adalah mereka yang sudah lama bergelut dengan cupang hias, bahkan pernah beberapa kali meraih penghargaan dalam beberapa kontes di Indonesia.

Melihat kenyataan semacam ini, para pengurus InBS berupaya keras untuk menyamakan pengetahuan pada semua anggotanya. Termasuk juga mendistribusikan cupang- cupang berkualitas kepada seluruh anggota. Hal ini tentu saja bukan sebuah pekerjaan gampang. Namun, dengan kesadaran semua anggota, akhirnya pekerjaan sulit tersebut menjadi lebih ringan.

Meskipun InBS merupakan klub cupang hias berbasis internet, akan tetapi tidak bisa dipungkiri kalau sebagian dari anggotanya justru belum terlalu akrab dengan dunia maya. Beberapa malah sering mangandalkan angota lain yang lebih mahir dalam urusan dunia maya ini. Ditambah dengan tingkat pengetahuan yang masih dirasakan serba kurang dalam hal ikan cupang hias sendiri membuat anggota InBS ibarat katak dalam tempurung.

Untuk menghindari hal tersebut dan juga agar mengenal dunia cupang hias lebih komprehensif, maka pada awal November 2001 InBS memberanikan diri menyelenggarakan kontes cupang hias tingkat nasional, dengan tajuk “InBS Award 2001”. Kontes ini diselenggarakan bekerja sama dengan Kantor Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Di luar dugaan, antusiasme para hobbies cupang hias saat itu sangat luar biasa. Terbukti dengan jumlah peserta yang mencapai 502 ikan. Pesertanya pun datang dari berbagai daerah, termasuk dari Kalimantan dan Sumatra.

Dengan kesuksesan penyelenggaraan kontes tersebut, seluruh anggota mulai memandang bahwa kontes dapat dijadikan ajang untuk tetap menjaga kepopuleran cupang hias. Dengan dasar pemikiran seperti itu, maka pada tahun 2003 ini, InBS akan kembali menyelenggarakan kontes yang kedua kalinya. Walapun kami sangat menyadari, bahwa menyelenggarakan kontes cupang hias saat ini sangat beresiko, karena popularitas cupang hias sedang menurun, sehingga beberapa kali kontes cupang hias yang diselenggarakan sepi peminat. Namun, dengan niat dan kemauan yang kuat, kami mencoba mendobrak “kebekuan” dan “kesunyian” kontes cupang hias.

Sebagai klub yang berbasis dunia maya yang tidak mengenal batas- batas territorial, kontes memang bukan merupakan target utama InBS. Kontes hanya merupakan salah satu jembatan untuk mempopulerkan cupang hias, terutama jenis crown tail yang merupakan trade mark Indonesia di tingkat dunia. Oleh karena itu, disamping kontes, bidang lain pun mulai digarap, diantaranya adalah dengan melakukan keterlibatan aktif pada pasar ikan hias dunia melalui www.aquabid.com. Di sini, upaya mempopulerkan crown tail dimulai dengan cara melelang ikan-ikan yang layak jual ke para hobbies di mancanegara. Kami sangat merasakan adanya dua sisi manfaat dari lelang ini. Pertama, cupang-cupang hias khas Indonesia dapat tersebar ke berbagai penjuru dunia. Kedua, ada benefit yang bisa didapat oleh para anggota dan klub sehingga diharapkan akan mampu terus membangkitkan semangat mereka pada percupanghiasan Indonesia. Keberadaan club ini sangat dipengaruhi oleh adanya aktifitas yang mampu membuat para anggotanya betah berada didalamnya. Oleh karena itu kami mengelola klub ini selain sebagai ajang bertatap muka dan bersilaturahmi juga sebagai ajang untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk maksud tersebut adalah dengan membantu semaksimal mungkin untuk menjual ikan para anggotanya melalui media lelang internet seperti tersebut diatas.

InBS bisa jadi merupakan klub ikan hias yang berbasis internet pertama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah, dalam hal ini Dinas Perikanan DKI Jakarta. Namun keanggotaannya tidak terbatas di wilayah DKI Jakarta saja melainkan juga tersebar ke mancanegara. Pada saat ini InBS diketuai oleh Abdul Sahal dan sekretariatnya berkedudukan di Jakarta, yaitu di Jl. Cilandak Permai No. 77 RT 003/02, Cilandak Barat, Jakarta 12430, telp. 62-2 1 -7663369 . (A. Sahal)